Friday, November 11, 2011

tu;is-tulis


Sempat tergelitik kecil perasaanku, ketika seorang guru Biologiku berkata seperti ini, ‘Kalau waktu masih SD, kalau ada tugas berpasangan, maunya perempuan pasangan perempuan, laki-laki sama laki-laki, tapi kebalik dengan kalau sudah besar’. Memang benar sih, hihihihi. Apa lagi kalau ada perasaan lain. Uupps!
Ketika semua sudah berubah, ketika aku sudah duduk di sebuah sekolah menengah atas ini, beberapa guruku mulai mengajarkan banyak hal sekitar tentang remaja. Mulai dari ungkapan cinta, sampai kerentanan masa remaja.
Oke, gue mau bahas tentang kerentanan masa remaja dulu deh, mumpung gue masih remaja juga, hehehe. Maaf, yah, bahasanya jadi ‘aku’ dan ‘gue’.
Masa SMP, gue termasuk orang yang belum terlalu mengerti penampilan. Tetapi, gue sempat naksir sama teman di sekolah dasar, entahlah, gue juga gak tau. Cakep? Perasaan biasa saja. Duh, sempat kepingin nyemir rambut karena gak pD rambut agak kepirangan. Tetapi, mamaku melarang, karena takut terkena penyakit, jadi, gue nurut aja.
Beranjak lulus dari SD, gue mulai berfikir mengenakan jilbab. Asalnya sih, supaya gak kelihatan kurus, soalnya udah bosen diejek ‘kurus’. Yah, sudahlah, akhirnya, gue mulai mengenakan jilbab. Awalnya mungkin sering keringatan, lama-kelamaan terbiasa.
Pulang sekolah, sepeda keranjang masih jadi temen dekat gue sekitar 3 tahunan. Panas? Ya, lah, untung saja, jilbab ini melindungi wajah, dan seluruh badan. Otomatis, temen-temen kalau lagi banding-banding tangan, gue selalu menang. Hahaha, yuk pake jilbab, biar putihan juga!
Sekarang, gue mengikuti sebuah organisasi Forum Remaja Muslim di SMAN 4 Balikapan dan Alhamdulillah, gue jadi pengurus bagian wirus. Loh, kok jadi pamer? Ah, bukan itu yang mau dibahas. Gue mau bahas tentang kegiatan Liqho mingguan. Semacam pengajian + penyampaian materi agama.
Murobbi gue bilang, ‘lakukan karena Allah’. Kata-kata itulah yang masih aku ingat. Mba-mbanya baik, tidak dibayar, malah kadang memberi kejutan kecil.
SMAN 4 Balikpapan ini, harus naik ojek kalau mau pake transportasi umum. Ckckck… biaya pribadi. Entah apa yang mereka fikirkan. Padahal, jarak yang ditempuh cukup jauh dan biaya transportasi yang dibilang lumayan jika dihitung-hitung. Tetapi, mereka masih tetap ada menemani liqo bersama kami.
Mungkin, mereka punya perasaan ‘jihad’, perasaan peduli terhadap kaum muslimin yang dilanda kemunduran, atau mungkin kebodohan. FRM juga mengenalkan dengan banyak orang luar, seperti Kormi di Istiqomah, tetapi, sayang, jarak terlalu jauh.  
Saat ini, gue sudah duduk dikelas 2 SMA, masa-masa sekolah akan segera berlalu. Guruku masih selalu memberi nasihat yang berharga. “Buatlah tiang yang kokoh agar tak roboh!” yah, aku harap kamu, tau, Kan, kan, ikan…! Kamu akan berada disana, di luar kota, jauh dari ayah dan ibumu! Orang tuamu hanya bisa mengawasi lewat kata-kata, tetapi, pergaulan bisa merubah seseorang! Tetapi, jika seseorang memiliki pengetahuan luas tentang agama, aku harap kamu memiliki kekuatan pribadi. Kekuatan pribadi sehingga kamu tak mudah terpengaruh termasuk diri aku.

Aku gak tau kenapa tulisanini jadi seolah berbicara pada seseorang. Tetapi aku hanya ingin menulis apa yang aku dapatkan dan berbagi pada pembaca blog ini.
Bencana paling besar adalah bencana kufur dan maksiat. Tidak ada yang bisa mengajak kepada kufur dan maksiat itu kecuali mata hatinya telah buta karena gelapnya kebodohan.
Rasullaulah bersabda “Orang yang pintar adalah yang menyiapkan (bekal) dirinya dan beramal untuk apa yang sesudah mati. Orang dungu adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan mengharap –harap (balasan baik) atas Allah.

No comments: