MINYAK JELANTAH, JANGAN SAMPAI EMPAT KALI
Minyak jelantah merupakan minyak
yang telah terpakai. Sehingga merubah struktur fisik mupun kimianya.
Minyak jelantah jangan dipakai berkali-kali apalagi sampai empat kali
karena dapat membentuk peroksida yang merusak sel tubuh.
Lemak dibedakan berdasarkan jumlah
ikatan rangkap atau tingkat kejenuhannya menjadi asam lemak jenuh, asam
lemak tak jenuh tunggal, dan asam lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh
bisa menurunkan kolesterol , sebaliknya lemak jenuh menaikkan kadar
kolesterol. Lemak juga dapat dibedakan berdasarkan cara pemakaiannyaa.
Ada dua golongan, yaitu lemak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak seperti
mentega dan margarine, dan lemak yang dimasak bersama bahan makanan
atau sebagai medium penghantar panas dalam memasak makanan, misalnya
minyak goreng.
Lemak merupakan sumber energi yang
umumnya disukai orang karena rasanya gurih. Selain itu, lemak merupakan
pelarut vitamin A,D,E, dan K. Minyak yang telah dipergunakan untuk
menggoreng atau dipanaskan akan mengalami perubahan kimiawi yang tampak
dengan munculnya peroksida. Kadar peroksida menggambarkan tingkat
perubahan kimiawi minyak. Bila pemanasan dilakukan berulang-ulang pada
suhu tinggi, seperti umumnya minyak jelantah, proses perubahan minyak
akan bertambah cepat.
Ketika pertama kali digunakan untuk
menggoreng, kadar peroksida minyak adalah 12. Angka ini akan naik
menjadi 12,3 pada pengunaan kedua dan 25,9 pada penggunaan keempat.
Produk oksidasi minyak goreng selain menghasilkan perubahan fisik minyak
yang ditandai dengan warna, rasa dan bau, juga dapat merugikan
kesehatan.
Untuk mengetahui kandungan lemak pada
minyak jelantah bisa dilakukan antara penelitian dengan menggunakan
minyak kedelai. Ukuran yang dipakai adalah tingkat iodium. Semakin
tinggi angka iodium semakin rendah kandungan lemak. Angka iodium minyak
kedelai sebelum dipanaskan adalah 127. Setelah minyak dua kali digunakan
untuk menggoreng ayam selama 60 menit pada suhu 180 ternyata angka
iodiumnya turun menjadi 116. Angka iodium akan menurun hingga mencapai
96 ketika minyak telah digunakan untuk keempat kalinya.
Pemanasan pada suhu tinggi juga merusak
minyak goreng yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh ganda. Ketika
berkali-kali digunakan dalam suhu yang tinggi, asam lemak tak jenuh
ganda juga akan teroksidasi sehingga membentuk lipid peroksida yang
dapat merusak sel tubuh.
sumber :
http://eniharyanti.com
No comments:
Post a Comment