Friday, September 16, 2011

Hantu?

"Fa, tunggu!" teriak Neisya dibelakang
"Cepetan putri Solo!" ifa melangkah semakin cepat.
Beberapa menit kemudian, alang-alang itu pun terlewati. dan kini ifa dan temannya sampai dipinggir sumur tua yg pendek. sumur itu dikelilingi oleh sebuah kolam. seekor ikan kecil bermata besar melihat kedatangan ifa dan teman-teman.
"ambil tanah dipinggir kolam ini, tanah itu yang akan kita gunakan sebagai bahan kerajinan tangan kita!" ifa kepada neisya, ildan dan Iyat
"duh, ifa...!, tanah ini yang kita ambil? neisya sambil memaikan raut wajah sok manja. "Apa kata DuniA!" kata neisya sambil menadahkan kedua tangannya.
Ifa lalu jongkok dipinngir kolam, lalu mengambill sesuatu dan mengenggamnya!
'Ini kata dunia!" ifa lalu menaruh benda yang ia pegang ditangan Neisya.
"Ciaaaaaaa,,,,,,,,,,!!!" teriak Neisya, rupanya seekor katak kecil yang Ifa berikan pada Neisya! Neisya lalu melambungkan katak itu diatas kepalanya dan berlari kembali melusiri jalan yg telah ia lewati.
"wah, satu kebisingan telah lenyap!" kata Iyat
Ifa hanya tersenyum, lalu mereka bertiga duduk jongkok dan mencungkil tanah dipinggir kolam.
"fa, baju kamu kotor tuh...!" kata iyat
"eh,,, iya,,! kata ifa

"tak pa ya kan ,Fa.., ! kotor itu kan baik...!" sambung Ildan!
"Oh, begitu ya!" ifa lalu mengambil tanah liat itu dan menggosok tanah itu ke celana Ildan yang berwarna hitam itu.
"Nah, sekarang kamu jadi anag bercelana baik!" kata ifa
"Eitzz,,, Fa!sepertinya aku harus menarik ulang perkataanku!” kata Ildan.
Ifa tersenyum dan melanjutkan mengambil tanah liat itu. 15 menit kemudian, mereka beranjak dari tempat itu karena tanah sudah terkumpul cukup banyak.
Setelah keluar dari hutan singkong itu, tampak Neisya duduk di sebuah kursi rotan dengan mengenakan topi bundar melengkung diseluruh sisiya dari bambu yang indah. Sepertinya dia sangat kesal. Ia pun lalu berdiri dan berkacak pinggang.
“Awas kamu Fa!”
Ifa tidak terlalu menanggapi perkataan kesal dari Neisya. Perhatiannya hanya tertuju pada topi cantik itu dan hiasan berwana hijau. “Eeehhhh?? Sepertinya aku tau benda itu…! Benda itu jangan-jangan,,,,!” fikir Ifa
“fa, ayo kita pulang!’ kata Ildan
“Ya, sebentar! Kita pamit kerumah pak Yetno dulu!”
Sepertinya Ildaf Iyat tak terlalu memperhatikan topi Neisya. Mereka pun melangkah cepat ke rumah pak Yetno. Pak yetno tampak duduk ditembikar teras rumahnya. Satu persatu dri mereka lalu pamit. Tak lupa Ildaf menyelipkan uang puluhan ribu ditangan Beliau. Pak Yetno hanya tersenyum senang. Mereka lalu kembali ke mobil Neisya.
Esok harinya, Neisya dan Ifa pun berbincang-bincang tentang kemarin sore. Mereka duduk santai di taman sekolah. Tiba-tiba, Neisya berbisik ditelinga iIfa. Dia tampak serius sekali.
“Fa, aku semalam serasa dibayangi-bayangi….!
“DIbayangi apa? “ Ifa pun penasaran
“Sebuah mahluk…`!” kata Neisya
‘Iya mahluk apa!?’” kata Ifa tambah penasaran
“Ka…!”
“Kalong wewe, !” Kata Ifa yang berusaha menebak
Neisya mengeleng,
“Ka, ka,,, uka-uka?” kata ifa lagi
Neisya menggeleng lagi.
“Hummm,,,,,,,,,, apa sih?”Ifa sepertinya tambah penasaran
“Itu na,,,,!’
“Kalong wewe salah, uka-uka salah, jangan-jangan ka….” Kata ifa
“ ‘ka’ apa?” kata Neisya balig Tanya.
‘Karmulianto!”
Neisya memukul bahu Ifa. “Bushhhett, Kamu ni, Fa, nama ayahku kamu bawa-bawa!” Neisya mulai kesal
“Jadi ‘ka’ apa dong…..?” Tanya Ifa
“Ka, kaa, ka,,,,! Kata Neisya
“ia, ‘ka’ apa?’ Ifa pun tampak kesal.
“ka,,,, ka,,, ka,,,,!’
Ifa mulai mengangguk-angguk menunggu kata-kata yang keluar dari mulut Neisya. Wajah Neisya mulai tampak serius.
“Ka, ka, ka, ka,,,,, Katak!” kata Neisya,
Ifa hanya terdiam membatu, seperti tak percaya apa yang ia dengar. Seraut wajah penasaran berubah menjadi wajah yang menahan tawa! Ifa tak sanggup menahan bendungan tawanya!
“Hahaha,,,, kamu digentayangin katak???”
“Ia,,,!” kata Neisya Sedih.
“Kenapa tidak dihantui ayam sekalian saja?”Kata Ifa meledek.
“Ifa, aku serius…!”
Ifa pun lalu menghapus tawanya dan mulai berfikir serius. “Oke, apa warna katak itu berwarna hijau?” Tanya Ifa.
“Iya, kok kamu tau? Dia muncul waktu aku mulai mengantuk, ia melompat-lompat dan mengeluarkan suara. Namun, aku hanya mengangap halusinansi. Aku pun lalu menutup telingaku dengan bantal dan tidur. Namun, , , !”
“Kamu bermimpi tentang katak itu juga, kan?” sambung Ifa
‘Kok, kamu tau fa! Jangan-jangan kamu, ya yang menakut-nakuti semalam?”
Ifa mengkerutkan wahjahnya. “Kurang kerjaan apa memangnya aku, sampai malam-malam aku nakutin kamu?” sanggah Ifa
“Terus, kamu tau dari mana?”
“ini alasanku. jika difikir dengan logika, kamu tidak terlalu tidur semalam, jadi telingamu masih bisa mendengar suara, suara yang kamu dengar lalu terfikirkan secara tidak langsung hingga terbawa mimpi!” Ifa menjelaskan
“Ia, ia…. Lalu masalahnya, dari mana suara katak itu???”
“Suara katak itu memang suara katak sungguhan, kemarin, ada benda berwarna hijau ditopimu, aku sendiri tak menyangka kalau ternyata itu ternyata seekor katak…!”
“Kenapa kamu tidak bilang padaku?”
“Yah, mau bagaimana lagi, si Ildan keburu mengajak pulang hinnga konsentrasiku buyar seketika. Mungkin katak itu menyangkut dibajumu ketika kamu melempar keatas karena kaget dan berpindah pada topi yang kamu kenakan! ya, sudahlah, yang penting sekarang kamu suruh Bi Ijah untuk cari kodok itu, lalu dilepas dikolam kamu!"
Neisya mengangguk. namun Ifa malah tertawa lagi. ifa pun kembali memasang wajah cemberut dan menarik pipi Ifa kuat-kuat.



No comments: