Tuesday, October 11, 2011

Miss Segura (part 1)

"Hei, bangun, kamu tak boleh menyiakan waktu!"
Bayangan mama membangunkanku lagi. akhirnya, aku terpaksa membuka mataku untuk menatap mentari yang sudah mulai bersinar. tatkala ku buka jendela kamar, dedaunan yang berwarna pink itu kini telah ramai dihinggapi burung-burung kecil. kursi berwarna hjau  itu masih seperti agak basah ditimbun embun. Suasana tenang di gundukan bukit sepi ini seperti perasaanku yang mulai sayup. Namun, ini sudah terasa lebih baik dari semalam.
"Terima kasih, Tuhan, Engkau masih memberiku nafas hingga saat ini!"
aku lalu menggeser pintu dan pergi kekamar mandi. sempatku menatap handpone diatas meja. 
"Andai engkau tau perasaanku yang terluka, masih kah kau beginikan aku!" 
aku menuruni tangga dari lantai dua dengan sandal tipis berwarna putih itu. Nona Segura tampak membuatkan teh hangat di meja makan lengkap dengan sarapan kecil. ia tersenyum manis padaku. ia mengenakan rok panjang dan penutup kepala. aku tak pernah menyangka, ia akan mengikuti sebagai seorang ahwat.
"Good morning Miss Segura!"

"Good Morning Miss Ann!"

ia berbicara dengan logat Jepang. pikiranku terbayang terhadap yang terjadi semalam.Ketika aku sedang duduk dikursi taman untuk menatap langit betabur bintang, semua terasa senyap. sebuah pesan tak terduga aku dapatkan di hapeku, 'Kamu seperti cacing!"
Aku hampir tak kuasa, badanku serasa lemas. apa kesalahanku lagi. Aku mengucurkan air mata, Nona Segura datang menghampiriku dengan membawa sehelai kain rajutan. 
ia mengerti perasaanku, aku menangis. aku menangis dipundaknya.
"Segura, , , 
"Cry.. be crye,,,
 segura berusaha mencari tau apa yang sedang terjadi tanpa berkata. setelah ia melihat sebuah pesan di layar handpone, dia mengerti.
"Tak usah khawatir, mungkin dia sedang ada masalah! (kikiki, maaf, pake Bahasa Indonesia aja ya, biar gampang dipahami)
ia memintaku untuk tak membalas pesan itu. "Tak usah membalas pesan itu sampai besok, berikan dia waktu!" 
aku tak menyangka, Segura yang lebih muda hampir setahun dari diriku, bisa membaca situasi dengan tepat. "yah, memang ini memang benar, mungkin dia bisa memberi penjelasan padaku besok!"

"apa yang terjadi padamu, tidakkah kau mengerti perasaanku!!! mengapa kamu menyembuyikan dariku. apa aku salah belajar memahami dirimu?? kenapa kamu masih tertutup padaku?"

Segura selalu tersenyum manis, ia pernah berkata padaku, 'seseorang tak bisa meninggalkan ceritanya sendiri!" "Segura, aku belum mengerti apa maksudmu!!"

segura hanya membalas dengan senyuman kembali, entah kenapa. mungkin dia memberiku alsan untuk mencari artinya atau mungkin dia tak mengerti apa yang kutanyakan. 

No comments: